OTOCOID, Jakarta – Tidak hanya mampu bertahan hingga 40 tahun, Toyota Kijang terus berkembang menjadi brand lokal terbaik di segmen Multi Purpose Vehicle (MPV). Bahkan, kendaraan ini berhasil menjadi ekspor andalan sektor industri otomotif nasional ke pasar global. Sejak kehadiran generasi pertama pada Juni 1977, total penjualan Kijang di Indonesia sudah mencapai lebih dari 1.750.000 unit dan merupakan angka penjualan tertinggi di segmen MPV Indonesia.
Kijang juga merupakan model pertama Toyota yang memasuki pasar global di tahun 1987. Kehadiran Kijang tidak terlepas dari respon Toyota terhadap kebijakan pemerintah Indonesia dalam mengembangkan industri nasional melalui pengembangan alat angkut serba guna di pertengahan 1970-an. Toyota Indonesia merancang kendaraan yang sesuai dengan karakter spesifik pasar, serta kondisi geografis Indonesia dengan melahirkan generasi pertama Toyota Kijang dalam konsep Basic Utility Vehicle (BUV) yang diluncurkan pada Juni 1977.
Seiring dengan kemajuan ekonomi dan kebutuhan masyarakat, rancang bangun Toyota Kijang juga terus dikembangkan sehingga mobil ini tidak lagi hanya sebagai BUV, tapi menjadi kendaraan serba guna yang antara lain ditandai dengan kehadiran Toyota Kijang Generasi-2 pada tahun 1981. Sejak saat itu, Toyota Kijang tidak lagi dikenal sebagai kendaraan angkutan barang (commercial) atau juga sebagai kendaraan keluarga yang saat ini dikenal sebagai MPV.
“Kami bersyukur bahwa sejak diperkenalkan, Kijang memang telah berhasil membuka segmen baru di pasar otomotif Indonesia, khususnya MPV. Terima kasih atas kepercayaan pasar Indonesia terhadap kehadiran Toyota Kijang yang juga telah mendorong pesatnya perkembangan segmen MPV di Indonesia hingga saat ini,” kata Yoshihiro Nakata, President Director, PT Toyota-Astra Motor.
Kijang diproduksi di Pabrik Sunter 1 di kawasan Jakarta Utara milik PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) hingga tahun 2004. Sejalan dengan bertambahnya antusias konsumen domestik serta dimulainya ekspor Kijang dalam jumlah besar, produksi dialihkan ke pabrik terintegrasi TMMIN, Karawang Plant 1 di Karawang Barat, hingga saat ini.
Kandungan lokal mobil yang di awal kemunculannya ini bergerak dari 19 persen pada Kijang generasi pertama menjadi 30 persen pada generasi kedua. Kemudian meningkat menjadi 40 persen pada generasi ketiga, lalu 53 persen dan 75 persen pada generasi keempat dan kelima, hingga generasi terkini di angka 85 persen. Sementara jumlah pemasok lokal meroket dari 8 perusahaan menjadi 139 perusahaan.
Setelah 10 tahun sejak kemunculannya, lebih dari 50 unit Kijang Generasi 3 buatan anak bangsa dikapalkan pertama-kalinya ke pasar global, Brunei Darussalam, Papua New Guinea, dan beberapa negara di kepulauan Pasifik seperti Fiji, Vanuatu, dan Solomon. Ekspor Kijang dengan volume rata-rata 50 unit per bulan hingga 2013 meningkat signifikan ketika ekspor Kijang Generasi 5, atau lebih dikenal dengan nama Kijang Innova.
Sekarang, 30 tahun sejak ekspor perdana, volume dan negara tujuan ekspor Kijang Innova melonjak hingga ke kisaran 1,400 unit per bulan ditujukan ke 29 negara di kawasan Asia, Afrika, Amerika Latin, Karibia, Oseania, dan Timur Tengah. Kijang Innova dikapalkan melalui terminal khusus kendaraan utuh di Pelabuhan Tanjung Priok yang dilengkapi dengan fasilitas fisik dan non-fisik modern guna menjamin kendali mutu Kijang Innova.
“Toyota Indonesia kini telah menjadi salah satu basis produksi dan ekspor di kawasan Asia-Pasifik. Di tengah persaingan global yang semakin ketat, kami akan berupaya keras meningkatkan kinerja dan kapabilitas sehingga Toyota Indonesia mampu menjawab tuntutan konsumen Indonesia dan mancanegara, serta tuntutan perkembangan teknologi otomotif dan tantangan di masa mendatang, sekaligus secara berkesinambungan dapat memberikan sumbangsih nyata bagi bangsa dan negara Indonesia,” ujar Warih Andang Tjahjono, Presiden Direktur TMMIN.